Solo (Espos) Kerja sama Solo dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam hal ekspor buah-buahan tinggal menunggu kesepakatan teknis dagang.
Sementara itu, disampaikan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, Farid Sunarto, dipastikan buah-buahan produk petani Soloraya yang siap ekspor ke UEA adalah melon dan semangka asal Tawangmangu serta gula.
“Pengusaha masih harus mempelajari bagaimana teknis pengiriman buah-buahan tersebut, terutama kaitannya dengan usia melon dan semangka. Selain itu, diperkirakan waktu tempuh perjalanan laut Indonesia-UEA memakan waktu sekitar enam hari, sehingga perlu pertimbangan juga soal biaya,” tutur Farid, kepada Espos, Minggu (17/10).
Dari segi kualitas buah dan ketahanan untuk didistribusikan hingga UEA, menurut Farid, para investor dari UEA menilai sudah sangat baik. Produk milik seorang pengusaha agrobisnis asal Tawangmangu, Mulyono Herlambang, diakui UEA memiliki tekstur daging buah yang berkualitas untuk dikonsumsi di UEA.
Farid menyampaikan, setelah Duta Besar Indonesia untuk UEA, M Wahid Supriyadi, Walikota Solo Joko Widodo dan beberapa pengusaha Soloraya mengadakan pertemuan di Loji Gandrung, akhir pekan lalu, ketiga produk pertanian tersebut memiliki keunggulan yang diakui oleh para investor tersebut. “Sebenarnya, ada juga permintaan untuk sayuran wortel. Tetapi, hasil wortel Soloraya belum memenuhi dari segi ukuran dan kerenyahan. Ada keunggulan yang dimiliki yakni merupakan sayuran organik, tetapi yang dicari belum soal organik atau nonorganiknya.”
Realisasi ekspor melon, semangka dan gula, ditambahkan Farid, diharapkan bisa segera dilakukan. Bahkan, untuk ekspor gula sudah disepakati permintaan awal adalah 100 ton, yang dalam waktu dekat akan direalisasikan. “Jadi, masih terkait kesepakatan teknis dagang, tentu ada negoisasi dulu. Bagaimana transportasinya dan sistem pengapalannya. Dan yang penting soal biaya pengiriman.”
Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang pertanian, Farid berharap agar pemerintah daerah (Pemda) di Soloraya, tidak hanya Solo, bisa menangkap peluang ekspor produk-produk pertanian. Sehingga, harapannya bisa mendatangkan investor yang membuka pasar terutama ke luar negeri. “Kalau beras, sudah jelas produk dalam negeri sudah tidak bisa bersaing dengan Vietnam, karena bulir padi Vietnam itu lebih besar dan panjang,” tambah Owner Farid yang juga Owner Hortifarm Agro Center ini.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar