Sertifikasi Jenmanii, Rangkul Ahli Tanaman Hias Malaysia
Karanganyar, CyberNews. Untuk melakukan sertifikasi anthurium jenmanii, Pemkab Karanganyar akan meminta ahli tanaman hias dari Fakultas Bioteknologi, Universitas Industri Selangor. Bersama para ahli dari Indonesia, para pakar itu akan dimintai meneliti berbagai jenis tanaman mahal tersebut.
''Setelah ada penelitian dan pengkategorian yang tepat, anthurium akan kami patenkan sebagai tanaman khas Karanganyar, dan produk yang dimiliki akan disertifikasi. Ini untuk menjaga kualitas dan juga mencegah agar tidak terjadi cloning sembarangan,'' kata Bupati Rina Iriani saat membuka Green Expo di Alun-alun Karanganyar, Minggu (2/9.
Dia memang khawatir dengan para ahli tanaman dan bioteknologi dari Thailand yang selama ini mendalami kultur jaringan. dengan membawa induk jenmanii dari Karanganyar, bisa jadi negara itu akan mengembangkan melalui sistem cloning.
''Kalau sudah begitu, dikhawatirkan akan ada droping besar-besaran, yang mengakibatkan harganya jatuh. Nah, menghindari ini, kami segera akan melakukan sertifikasi sehingga kekhasan tanaman yang dikembangkan di Karanganyar akan ketahuan,'' kata dia.
Selain itu, dia juga meminta agar para petani tidak menjual induk, terutama induk berkualitas bagus. Dikhawatirkan daerah asalnya akan kehabisan induk, sehingga tidak lagi bisa mengembangbiakkan dengan baik. Sebab meyemai dari awal butuh waktu panjang.
Dalam kesempatan itu, Rina juga meminta agar petani menghentikan kebiasaan menebangi pakis di tanah-tanah tebing di Ngargoyoso, Tawangmangu, Karangpandan dan jenawi. Mereka menebangi pakis untuk media pengembangan jenmanii.
''Pakis itu tumbuh di tebing untuk menahan tanah, sebab bisa menyerap air lebih banyak. Kalau pakis habis, tanah tidak ada yang menahan sehingga bisa longsor. Jangan sampai petani jenmanii kaya, tapi kemudian habis karena kebanjiran dan terkena tanah longsor,'' kata dia.
Untuk pengganti pakis, disarankan memakai sekam yang dibakar dan daun-daun bambu yang dikeringkan dan dibakar. Kedua bahan itu sudah diteliti, memiliki sifat yang sama dengan pakis untuk mengembangkan jenmanii.
Mulyono Herlambang, salah seorang petani mengatakan butuh waktu bagi mereka untuk mengganti kebiasaan memanfaatkan pakis dengan sekam. Selama ini petani menggunakan pakis karena spesifikasi anthurium sangat cocok dikembangkan dengan pakis.
''Kami akan meneliti dulu apakah memang bagus menggunakan sekam dan daun bambu. Bahkan kami juga mencoba kemungkinan menggunakan ampas tebu. Kalau memang bisa, tentu akan lebih baik,'' kata dia.
Prinsipnya, petani ingin anthurium tetap berlanjut dan baik, namun juga tidak merusak lingkungan. Karena itu pihaknya mendukung upaya tersebut. Dalam kesempatan itu, petani yang tergabung dalam Koperasi Pinasti mendaulat Rina sebagai Bupati Anthurium dan mencanangkan Karanganyar sebagai Kabupaten Anthurium.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar